Kamis, 30 Mei 2013


UNSUR SERAPAN
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas:
                     Mata kuliah              : Bahasa Indonesia
                                 Dosen Pengampu     : Afiati Handayu S.pd,M.pd

 




Disusun Oleh:
Santi                          12130007
Donni Rusdi A         12130013
Siti Hamdiyah          12130028
Nadia Krisanti           12130031
Kelas A
PRODI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013






BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Indonesia  adalah negara kepulauan. Tanahnya subur, dan kaya akan sumber daya alamnya. Sehingga  dahulu banyak negara Barat yang ingin menguasai Indonesia. Letak negara Indonesia yang strategis juga selalu dilewati oleh jalur pedagangan. Dari kedua hal itu tejadilah akulturasi budaya maupun bahasa.
Bahasa Indonesia yang kita gunakan sekarang tidaklah asli dari bahasa Indonesia sendiri, tetapi merupakan pengaruh  dari bahasa Melayu, dan bahasa-bahasa asing lainnya. Sehingga bahasa Indonesia lebih beragam kosa kotanya.
Bahasa indonesia sejak awal pertumbuhanya terbuka bagi penyerapan kosakata asing yang memang  merupakan konsekuensi dari kontak bahasa yang terjadi antara manusianya. Penyerapan kata asing didasarkan pada keperluan untuk memenuhi dan menyediakan sarana untuk berkomunikasi. Proses penyerapan kata asing telah berlangsung ratusan tahun yang lalu. Banyak kata serapan yang kemudian menjadi bagian dari kosakata bahasa Indonesia.

B.     Rumusan Masalah
1.      Perlunya unsur serapan
2.      Pengertian unsur serapan
3.      Sumber penyerapan kata
4.      Sumber penyerapan bahasa Indonesia
5.      Jenis-jenis unsur serapan
6.      Syarat-syarat penyerapan
7.      Faktor yang mempengaruhi penyerapan

C.    Tujuan
1.      Mengetahui akan perlunya unsur serapan
2.      Mengetahui arti dari unsur serapan
3.      Mengetahui sumber penyerapan kata
4.      Mengetahui sumber penyerapan bahasa Indonesia
5.      Megetahui jenis-jenis unsur serapan
6.      Mengetahui syarat-syarat unsur serapan
7.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan


BAB II
PEMBAHASAN
1.      Perlunya Unsur Serapan
Unsur Serapan diperlukan untuk menyediakan sarana pengungkap gagasan dan konsep yang sebelumnya tidak dikenal dalam kehidupan bangsa Indonesia dan untuk memperkaya ragam kosa kata bahasa Indonesia yang masih kurang.

2.      Pengertian Unsur Serapan
Menurut Poerwadarminta (Poerwadarminta, 1985: 130 dan 425) unsur serapan adalah bahan asal, zat asal, bagian yang terpenting dalam suatu hal, sedangkan serapan adalah pemasukan kedalam, penyerapan masuk ke dalam lubang-lubang kecil.
Sedangkan secara umum, unsur serapan merupakan unsur dari suatu bahasa (asal bahasa) yang masuk dan menjadibagian dalam bahasa lain (bahasa penerima) yang kemudian oleh penuturnya dipakai sebagaimana layaknya bahasa sendiri.

3.      Bahasa Sumber Penyerapan Kata
Menurut Sudarno (Sudarno, 1992:15-21) bahasa sumber adalah bahasa yang memberikan kosa kata kepada bahasa lain atau bahasa yang kata-katanya diambil oleh bahasa lain. Pada awalnya ada lima bahasa di dunia yang terkenal sebagai bahasa sumber, yaitu bahasa Latin, bahasa Yunani, bahasa Sanskerta, bahasa Cina, dan bahasa Arab.
Bahasa Sumber
Bahasa Latin
Bahasa Yunani
Bahasa Arab
Bahasa Cina
 









Bahasa Sanskerta




Bahasa yang sekarang ini menjadi bahasa sumber serapan adalah bahasa Perancis, bahasa Inggris, bahasa Jepang, dan lain-lain, karena negara yang memakai bahasa ini memiliki perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat dibanding bahasa lain.

4.      Bahasa Sumber Penyerapan bahasa Indonesia
Bahasa Melayu yang menjadi dasar bahasa Indonesia telah menyerap unsur-unsur bahasa asing sebelum diresmikannya sebagai bahasa negara. Bahasa sumber penyerapan bahasa Indonesia adalah bahasa Sanskerta, bahasa Arab, bahasa Eropa, dan bahasa lainnya.
a.       Bahasa Sanskerta
Bahasa Sanskerta adalah bahasa tertua sebagai bahasa sumber penyerapan bahasa Melayu (bahasa Indonesia). Bahasa Sanskerta merupakan bahasa yang biasanya dipakai dalam penulisan sastra/buku. Jadi bukan merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan sebagai alat komunikasi masyarakat.
Unsur serapan selain berupa kata adalah berupa afiks(imbuhan). Afiks serapan dari bahasa Sanskerta ialah prefix (awalan) a- dan tuna- infiks (sisipan) –in-, dan sufiks (akhiran) -man dan –wan.
a.)    Perfiks a- mengandung pengertian tidak. Misal, asusila berarti tidak memiliki susila (sopan santun).
b.)    Perfiks tuna- tidak pernah berdiri sendiri sebagai moerfem yang bersifat bebas. Misal, tunarungu (kurang pendengarannya).
c.)    Perfiks –in merupakan afiks yang kurang produktif karena hanya beberapa kata saja yang menggunakannya. Contohnya: tinimbang, sinambung, dan sinambi.
d.)   Sufiks –man dan –wan hanya mempunyai satu fungsi, yaitu sebagai pembentuk kata nominal (kata benda). Makna yang dinyatakannya adalah sebagai berikut:
1.      Menyatakan orang yang ahli dalam hal yang tersebut pada bentuk dasar , dan tugasnya berhubungan dengan hal yang tersebut pada bentuk dasar.  Makna ini terdapat pada afiks-wan dan –man yang melekat pada bentuk dasar kata nominal.
Contoh: negarawan, tatabahasawan, sejarawan, seniman, dan sebagainya
2.      Menyatakan orang yang memiliki sifat yang tersebut pada bentuk dasar. Makna ini terdapat pada afiks –wan dan –man yang melekat pada bentuk dasar kata sifat .
Contoh: budiman, cendekiawan, dan sebagainya.
3.      Menyatakan yang mempunyai.
Contoh: hartawan
Pada kata-kata suka relawan afiks-wan menyatakan makna orang yang bekerja dengan suka rela.
b.      Bahasa Arab
Bahasa Arab sebagai bahasa sumber kedua setelah bahasa Sanskerta dibawa ke Indonesia mulai abad ketujuh oleh saudagar dari Persia, India, dan Arab yang juga menjadi penyebar agama islam.  Sejak abad ke-12 bahasa Arab yang mulai yang mempengaruhi bahasa Melayu terutama sejak banyak raja yang memeluk agama Islam.
Setelah agama Islam masuk ke Indonesia, banyak cerita melayu disalin dengan huruf arab. Pada saat itu karya sastra umumnya ditulis dengan huruf arab dan menggunakan bahasa Melayu.  Keadaan  seperti ini memudahkan masuknya unsur bahasa Arab ke bahasa Melayu.
Fonem serapan dari bahasa Arab adalah f, q, z, kh, dan sy. Fonem f terserap dalam bahasa Indonesia bersamaan dengan kata yang mengandung fonem tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
Fonem
Kata
F
Q
Z
Kh
Sy
fakir, kafan, maaf
qur’an, furqon
zakat,lazim, juz, zaman, zina, izin
khusus, akhir,
syarat, isyarat, syair, musyawarah

c.       Bahasa Eropa
Bahasa Portugis mulai dikenal oleh masyarakat penutur bahasa Melayu mulai sejak tahun 1511 ketika bangsa Portugis menduduki Malaka. Pada abad ke-17 bahasa Portugis menjadi bahasa perhubungan antar etnis di samping bahasa Melayu. Contoh: bangku, boneka, dipan, kaldu, meja, dan renda.
Belanda adalah sumber utama untuk menimba ilmu bagi kaum pergerakan masa itu. Berawal dari komunikasi gagasan kenegaraan pada saat negeri ini didirikan banyak mengacu pada bangsa Belanda sehingga unsur-unsur bahasa Belanda yang paling banyak diserap adalah yang berkaitan dengan administrasi dan pemerintahan.
Afiks serapan dari bahasa Belanda adalah sufiks –isme, -isasi, -asi, dan –is. Sufiks –isme merupakan unsur serapan dari bahsa Belanda. Sufiks –isme mengandung pengertian paham, aliran, atau ajaran. Kata liberalism, modernisasi, dan egoisme diserap secara utuh ke dalam bahasa Indonesia tanpa mengalami perubahan, agak berbeda dengan nasionalisme. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
Bahasa Belanda
Bahasa Inggris
Bahasa Indonesia
Egoisme
Liberalisme
Nationalisme
Egoism           
Liberalism
Nationalism
Egoism
Nasionalisme
Liberalisme
                                                                                         
5.      Jenis-jenis Unsur Serapan
Berdasarkan jenisnya unsur serapan dibagi menjadi 2 yakni:
a.       Serapan langsung
Serapan langsung pada umumya terdiri dari sejumlah kata yang persis sama dengan bentuk asalnya, atau dengan beberapa perubahan kecil sesuai dengan kondisi bahasa penerima.
b.      Serapan tidak langsung
Serapan tidak langsung diantarkan oleh unsur kebudayaan bangsa yang mengadakan kontak itu. Unsur kebudayaan bangsa yang lebih maju akan diserap oleh bangsa lainnya.penyerapan ini akan memperkaya perbendaharaan bahasa bangsa penerima. Penyerapan suatu bahasa oleh bahasa lain dapat melalui aktivitas pengajaran bahasa. Orang indonesia yang mempelajari bahasa inggris akan menjadi seorang yang bilingual atau dwibahasawan (orang yang menguasai 2 bahasa).

6.      Syarat-syarat penyerapan
Dalam buku pedoman umum EYD dan pedoman umum pembentukan istilah(departemen pendidikan dan kebudayaan, 1996:56) disebutkan bahwa proses penyerapan dapat dipertimbangkan jika salah satu syarat atau lebih dapat dipenuhi. Adapun syarat-syarat penyerapan adalah sebagai berikut:
a)      Istilah serapan yang dipilih lebih cocok karena konotasinya.
b)      Istilah serapan yang dipilih lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahan indonesianya.
c)      Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah indonesia terlalu banyak sinonimnya.
Proses penyerapan itu dapat dilakukan dengan atau tanpa pengubahan yang berupa penyesuaian ejaan dan lafal.
Contoh:
Istilah asing
Istilah indonesia yang dianjurkan
Istilah indonesia yang dijauhkan
1.      Anus
Feces
Urine
Anus
Feses
Urine

Lubang pantat
Tahi
Kencing
2.      Amputation

Decibel

Lip rounding
Marabon
Axygen
Cbmistry

Aputasi

Disibel

Labialisasi
Maraton
Oksigen
Kimia
Pemotongan(pembuangan)
Anggota badan
Satuan ukuran kekerasan suara
Pemudaran bibir
Lari jarak jauh
Zat asam
Ilmu urai
3.      Dysentrery

Energi
Borizon
Narkotik
Disentri

Energi,tenaga
Horizon
Narkotik
Sakit murus, berak darah, mejen
Daya, gaya, kekuatan
Kaku lagit, ufuk, cakrawala
Madat, obat bius, candu


7.      Faktor-faktor yang mempengaruhi serapan
Kadar penyerapan kata dalam bahasa yang satu berbeda dengan bahasa yang lain. perbedaan itu berdasarkan pada kondisi yang objektif dan subjektif. Penyerapan kata berdasarkan kondisi objektif terjadi jika kosa kata dalam suatu  bahasa tidak memadai sehingga perlu pengayaan lewat kata-kata asing. Penyerapan kata berdasarkan kondisi subjektif terjadi jika harga diri seseorang atau anggota suatu masyarakat menjadi naik ketika menggunakan kata-kata asing.
Hal ini terjadi karena ada anggapan seseorang atau anggota suatu masyarakat segala hal yang berasl dari luar dianggap lebih baik. Kondisi semacam ini sebenarnya memperlihatkan budaya indonesia lebih lemah daripada budaya asing karena bahasa dari masyarakat yang budayanya lemah akan menyerap dari bahasa lain yang budayanya lebih kuat.


BAB III
KESIMPULAN
A.    Simpulan
Berdasarkan uraian yang diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
Unsur serapan adalah unsur dari suatu bahasa (asal bahasa) yang masuk dan menjadi bagian dalam bahasa lain (bahasa penerima) yang kemudian oleh penuturnya dipakai sebagaimana layaknya bahasa sendiri.
Bahasa indonesia menyerap unsur berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing, seperti bahasa Sanskerta, bahasa Arab, bahasa Portugis, bahasa Belanda dan bahasa Inggris.
Berdasarkan taraf  integrasinya unsur serapan di bagi menjadi 3 golongan:
1.      Unsur-unsur yang sudah lama terserap kedalam bahasa indonesia yang tidak perlu lagi diubah ejaanya.
2.      Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa indonesia, dan pengusapanya masih menjadi cara asing.
3.      Unsur yang pengucapanya dan penulisanya disesuiakan dengan kaidah bahasa indonesia. Dalam hal ini dusahakan agar ejaaan bahasa asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya.
B.     Saran
Dalam penulisan unsur serapan, hendaknya kita berpedoman pada EYD karena pedoman EYD mengatur kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur-unsur serapan. Selain itu kita juga bisa mengacu pada kamus besar bahasa indonesia.



DAFTAR PUSTAKA
Eneng Herniti, dkk, 2005. Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.
A.Latief, 2001. Bahan Penyuluhan bahasa Indonesia:Ejaan. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar