UNSUR
SERAPAN
Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas:
Mata
kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen
Pengampu :
Afiati Handayu S.pd,M.pd
Disusun
Oleh:
Santi 12130007
Donni Rusdi A 12130013
Siti
Hamdiyah 12130028
Nadia
Krisanti 12130031
Kelas
A
PRODI ILMU
PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI ISLAM
FAKULTAS
ADAB DAN ILMU BUDAYA
UIN
SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan. Tanahnya subur, dan kaya akan sumber daya alamnya.
Sehingga dahulu banyak negara Barat yang ingin menguasai Indonesia.
Letak negara Indonesia yang strategis juga selalu dilewati oleh
jalur pedagangan. Dari kedua hal itu tejadilah akulturasi budaya maupun bahasa.
Bahasa
Indonesia yang kita gunakan sekarang tidaklah asli dari bahasa Indonesia
sendiri, tetapi merupakan pengaruh dari bahasa Melayu, dan bahasa-bahasa asing
lainnya. Sehingga bahasa Indonesia lebih beragam kosa kotanya.
Bahasa
indonesia sejak awal pertumbuhanya terbuka bagi penyerapan kosakata asing yang memang merupakan konsekuensi dari kontak bahasa yang
terjadi antara manusianya. Penyerapan kata asing didasarkan pada keperluan untuk
memenuhi dan menyediakan sarana untuk berkomunikasi. Proses penyerapan kata
asing telah berlangsung ratusan tahun yang lalu. Banyak kata serapan yang
kemudian menjadi bagian dari kosakata bahasa Indonesia.
B. Rumusan
Masalah
1.
Perlunya unsur
serapan
2.
Pengertian unsur
serapan
3.
Sumber
penyerapan kata
4.
Sumber
penyerapan bahasa Indonesia
5.
Jenis-jenis
unsur serapan
6.
Syarat-syarat
penyerapan
7.
Faktor yang
mempengaruhi penyerapan
C. Tujuan
1.
Mengetahui akan
perlunya unsur serapan
2.
Mengetahui arti
dari unsur serapan
3.
Mengetahui
sumber penyerapan kata
4.
Mengetahui
sumber penyerapan bahasa Indonesia
5.
Megetahui
jenis-jenis unsur serapan
6.
Mengetahui
syarat-syarat unsur serapan
7.
Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
1.
Perlunya Unsur Serapan
Unsur Serapan diperlukan untuk menyediakan sarana
pengungkap gagasan dan konsep yang sebelumnya tidak dikenal dalam kehidupan
bangsa Indonesia dan untuk memperkaya ragam kosa kata bahasa Indonesia yang
masih kurang.
2. Pengertian
Unsur Serapan
Menurut
Poerwadarminta (Poerwadarminta, 1985: 130 dan 425) unsur serapan adalah bahan
asal, zat asal, bagian yang terpenting dalam suatu hal, sedangkan serapan
adalah pemasukan kedalam, penyerapan masuk ke dalam lubang-lubang kecil.
Sedangkan
secara umum, unsur serapan merupakan unsur dari suatu bahasa (asal bahasa) yang
masuk dan menjadibagian dalam bahasa lain (bahasa penerima) yang kemudian oleh
penuturnya dipakai sebagaimana layaknya bahasa sendiri.
3.
Bahasa Sumber Penyerapan Kata
Menurut Sudarno (Sudarno, 1992:15-21) bahasa sumber adalah bahasa yang memberikan kosa kata kepada bahasa lain atau bahasa yang kata-katanya diambil oleh bahasa lain. Pada awalnya ada lima bahasa di dunia yang terkenal sebagai bahasa sumber, yaitu bahasa Latin, bahasa Yunani, bahasa Sanskerta, bahasa Cina, dan bahasa Arab.
Menurut Sudarno (Sudarno, 1992:15-21) bahasa sumber adalah bahasa yang memberikan kosa kata kepada bahasa lain atau bahasa yang kata-katanya diambil oleh bahasa lain. Pada awalnya ada lima bahasa di dunia yang terkenal sebagai bahasa sumber, yaitu bahasa Latin, bahasa Yunani, bahasa Sanskerta, bahasa Cina, dan bahasa Arab.
Bahasa Sumber
|
Bahasa Latin
|
Bahasa Yunani
|
Bahasa Arab
|
Bahasa Cina
|
Bahasa Sanskerta
|
Bahasa yang sekarang ini menjadi bahasa sumber serapan adalah bahasa Perancis, bahasa Inggris, bahasa Jepang, dan lain-lain, karena negara yang memakai bahasa ini memiliki perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat dibanding bahasa lain.
4. Bahasa
Sumber Penyerapan bahasa Indonesia
Bahasa
Melayu yang menjadi dasar bahasa Indonesia telah menyerap unsur-unsur bahasa
asing sebelum diresmikannya sebagai bahasa negara. Bahasa sumber penyerapan
bahasa Indonesia adalah bahasa Sanskerta, bahasa Arab, bahasa Eropa, dan bahasa
lainnya.
a.
Bahasa Sanskerta
Bahasa Sanskerta adalah bahasa tertua sebagai bahasa sumber penyerapan bahasa Melayu (bahasa Indonesia). Bahasa Sanskerta merupakan bahasa yang biasanya dipakai dalam penulisan sastra/buku. Jadi bukan merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan sebagai alat komunikasi masyarakat.
Bahasa Sanskerta adalah bahasa tertua sebagai bahasa sumber penyerapan bahasa Melayu (bahasa Indonesia). Bahasa Sanskerta merupakan bahasa yang biasanya dipakai dalam penulisan sastra/buku. Jadi bukan merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan sebagai alat komunikasi masyarakat.
Unsur serapan selain berupa kata adalah berupa
afiks(imbuhan). Afiks serapan dari bahasa Sanskerta ialah prefix (awalan) a- dan tuna- infiks (sisipan) –in-,
dan sufiks (akhiran) -man dan –wan.
a.)
Perfiks a- mengandung pengertian tidak. Misal,
asusila berarti tidak memiliki susila (sopan santun).
b.)
Perfiks tuna- tidak pernah berdiri sendiri sebagai
moerfem yang bersifat bebas. Misal, tunarungu (kurang pendengarannya).
c.)
Perfiks –in merupakan afiks yang kurang
produktif karena hanya beberapa kata saja yang menggunakannya. Contohnya:
tinimbang, sinambung, dan sinambi.
d.)
Sufiks –man dan –wan hanya mempunyai satu fungsi, yaitu sebagai pembentuk kata
nominal (kata benda). Makna yang dinyatakannya adalah sebagai berikut:
1.
Menyatakan orang
yang ahli dalam hal yang tersebut pada bentuk dasar , dan tugasnya berhubungan
dengan hal yang tersebut pada bentuk dasar.
Makna ini terdapat pada afiks-wan dan –man yang melekat pada bentuk dasar
kata nominal.
Contoh: negarawan, tatabahasawan, sejarawan, seniman,
dan sebagainya
2.
Menyatakan orang
yang memiliki sifat yang tersebut pada bentuk dasar. Makna ini terdapat pada
afiks –wan dan –man yang melekat pada bentuk dasar kata sifat .
Contoh: budiman, cendekiawan, dan sebagainya.
3.
Menyatakan yang
mempunyai.
Contoh: hartawan
Pada kata-kata suka
relawan afiks-wan menyatakan makna orang yang bekerja dengan suka rela.
b.
Bahasa Arab
Bahasa Arab sebagai bahasa sumber kedua setelah bahasa
Sanskerta dibawa ke Indonesia mulai abad ketujuh oleh saudagar dari Persia,
India, dan Arab yang juga menjadi penyebar agama islam. Sejak abad ke-12 bahasa Arab yang mulai yang mempengaruhi
bahasa Melayu terutama sejak banyak raja yang memeluk agama Islam.
Setelah agama Islam masuk ke Indonesia, banyak cerita
melayu disalin dengan huruf arab. Pada saat itu karya sastra umumnya ditulis
dengan huruf arab dan menggunakan bahasa Melayu. Keadaan seperti ini memudahkan masuknya unsur bahasa
Arab ke bahasa Melayu.
Fonem serapan dari bahasa Arab adalah f, q, z, kh, dan sy. Fonem f terserap
dalam bahasa Indonesia bersamaan dengan kata yang mengandung fonem tersebut.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
Fonem
|
Kata
|
F
Q
Z
Kh
Sy
|
fakir, kafan, maaf
qur’an, furqon
zakat,lazim, juz, zaman, zina, izin
khusus, akhir,
syarat, isyarat, syair, musyawarah
|
c.
Bahasa Eropa
Bahasa Portugis mulai dikenal oleh masyarakat penutur
bahasa Melayu mulai sejak tahun 1511 ketika bangsa Portugis menduduki Malaka. Pada
abad ke-17 bahasa Portugis menjadi bahasa perhubungan antar etnis di samping bahasa
Melayu. Contoh: bangku, boneka, dipan, kaldu, meja, dan renda.
Belanda adalah sumber utama untuk menimba ilmu bagi
kaum pergerakan masa itu. Berawal dari komunikasi gagasan kenegaraan pada saat
negeri ini didirikan banyak mengacu pada bangsa Belanda sehingga unsur-unsur
bahasa Belanda yang paling banyak diserap adalah yang berkaitan dengan
administrasi dan pemerintahan.
Afiks serapan dari bahasa
Belanda adalah sufiks –isme, -isasi, -asi, dan –is. Sufiks –isme merupakan unsur serapan dari bahsa
Belanda. Sufiks –isme mengandung pengertian paham, aliran, atau ajaran. Kata
liberalism, modernisasi, dan egoisme diserap secara utuh ke dalam bahasa
Indonesia tanpa mengalami perubahan, agak berbeda dengan nasionalisme. Untuk
lebih jelasnya perhatikan tabel berikut:
Bahasa
Belanda
|
Bahasa Inggris
|
Bahasa Indonesia
|
Egoisme
Liberalisme
Nationalisme
|
Egoism
Liberalism
Nationalism
|
Egoism
Nasionalisme
Liberalisme
|
5. Jenis-jenis
Unsur Serapan
Berdasarkan
jenisnya unsur serapan dibagi menjadi 2 yakni:
a. Serapan
langsung
Serapan langsung pada
umumya terdiri dari sejumlah kata yang persis sama dengan bentuk asalnya, atau
dengan beberapa perubahan kecil sesuai dengan kondisi bahasa penerima.
b. Serapan
tidak langsung
Serapan tidak langsung
diantarkan oleh unsur kebudayaan bangsa yang mengadakan kontak itu. Unsur
kebudayaan bangsa yang lebih maju akan diserap oleh bangsa lainnya.penyerapan ini akan
memperkaya perbendaharaan bahasa bangsa penerima. Penyerapan suatu bahasa oleh
bahasa lain dapat melalui aktivitas pengajaran bahasa. Orang indonesia yang
mempelajari bahasa inggris akan menjadi seorang yang bilingual atau
dwibahasawan (orang
yang menguasai 2 bahasa).
6. Syarat-syarat
penyerapan
Dalam
buku pedoman umum EYD dan pedoman umum pembentukan istilah(departemen pendidikan
dan kebudayaan, 1996:56) disebutkan bahwa proses penyerapan dapat
dipertimbangkan jika salah satu syarat atau lebih dapat dipenuhi. Adapun
syarat-syarat penyerapan
adalah sebagai berikut:
a) Istilah
serapan yang dipilih lebih cocok karena konotasinya.
b) Istilah
serapan yang dipilih lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahan
indonesianya.
c) Istilah
serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah
indonesia terlalu banyak sinonimnya.
Proses
penyerapan itu dapat dilakukan dengan atau tanpa pengubahan yang berupa
penyesuaian ejaan dan lafal.
Contoh:
Istilah asing
|
Istilah indonesia yang
dianjurkan
|
Istilah indonesia yang
dijauhkan
|
1.
Anus
Feces
Urine
|
Anus
Feses
Urine
|
Lubang pantat
Tahi
Kencing
|
2.
Amputation
Decibel
Lip rounding
Marabon
Axygen
Cbmistry
|
Aputasi
Disibel
Labialisasi
Maraton
Oksigen
Kimia
|
Pemotongan(pembuangan)
Anggota badan
Satuan ukuran kekerasan suara
Pemudaran bibir
Lari jarak jauh
Zat asam
Ilmu urai
|
3.
Dysentrery
Energi
Borizon
Narkotik
|
Disentri
Energi,tenaga
Horizon
Narkotik
|
Sakit murus, berak darah, mejen
Daya, gaya, kekuatan
Kaku lagit, ufuk, cakrawala
Madat, obat bius, candu
|
7. Faktor-faktor
yang mempengaruhi serapan
Kadar penyerapan kata dalam bahasa
yang satu berbeda dengan bahasa yang lain. perbedaan itu berdasarkan pada
kondisi yang objektif dan subjektif.
Penyerapan
kata berdasarkan kondisi objektif terjadi jika kosa kata dalam suatu bahasa tidak memadai sehingga perlu pengayaan
lewat kata-kata asing. Penyerapan
kata berdasarkan kondisi subjektif terjadi jika harga diri seseorang atau
anggota suatu masyarakat menjadi naik ketika menggunakan kata-kata asing.
Hal ini terjadi karena ada anggapan
seseorang atau anggota suatu masyarakat segala hal yang berasl dari luar
dianggap lebih baik. Kondisi semacam ini sebenarnya memperlihatkan budaya
indonesia lebih lemah daripada budaya asing karena bahasa dari masyarakat yang budayanya lemah
akan menyerap dari bahasa lain yang budayanya lebih kuat.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
A. Simpulan
Berdasarkan uraian yang diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
Unsur serapan adalah unsur dari suatu bahasa (asal
bahasa) yang masuk dan menjadi bagian dalam bahasa lain (bahasa penerima) yang
kemudian oleh penuturnya dipakai sebagaimana layaknya bahasa sendiri.
Bahasa indonesia menyerap unsur berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun
bahasa asing, seperti bahasa Sanskerta, bahasa Arab, bahasa Portugis, bahasa Belanda dan bahasa Inggris.
Berdasarkan taraf integrasinya unsur serapan di bagi menjadi 3
golongan:
1.
Unsur-unsur yang sudah lama terserap kedalam bahasa indonesia yang tidak perlu lagi diubah ejaanya.
2.
Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa indonesia, dan
pengusapanya masih menjadi cara asing.
3.
Unsur yang pengucapanya dan penulisanya disesuiakan dengan kaidah bahasa
indonesia. Dalam hal ini dusahakan agar ejaaan bahasa asing hanya diubah
seperlunya sehingga bentuk indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk
aslinya.
B. Saran
Dalam
penulisan unsur serapan, hendaknya kita berpedoman pada EYD karena pedoman EYD
mengatur kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur-unsur serapan. Selain itu kita
juga bisa mengacu pada kamus besar bahasa indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Eneng Herniti, dkk, 2005.
Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.
A.Latief, 2001.
Bahan Penyuluhan bahasa Indonesia:Ejaan. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional.